Selasa, 09 Agustus 2011

PUASAAN, BANYAK PENJUAL UANG DI PINGGIR JALAN

Alhamdulillah kita masih bisa dipertemukan kembali dengan Romadhlon kali ini. Berbagai halangan dan cobaan tentu telah kita alami untuk menjalankan perintah agama yang sungguh mulia ini. Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang berhasil melewati berbagai kondisi ini dengan sabar dan bertawakkal.

Berbagai hal telah kita lakukan, untuk menyambut datangnya bulan suci ini. Bulan yang membawa berjuta kenikmatan bagi kita kaum yang menikmatinya, yakni kaum muslimin, Alhamdulillah…. Pahala dilipatgandakan, semua dosa diampuni adalah satu keistimewaan dari Romadhlon.

Tidak hanya itu, romadhon juga membawa berkah tersendiri bagi sebagian masyarakat. Walaupun romadhon baru berjalan hampir dua minggu, sudah ramai orang yang menjajakan barang dagangannya. Mulai dari penjual makan, jajanan, dan berbagai macam kue baik untuk persiapan berbuka, maupun untuk persiapan lebaran nanti.

Yang tak kalah unik adalah penjual uang. Lohh, kok penjual uang?? Bagaimana tidak, saat kita hendak menukarkan uang kita dengan miliknya yang lebih baru, mereka meminta harga yang lebih tinggi. Misalnya, kita mau menukarkan uang sebesar seratus ribu rupiah, maka dia akan memasang harga sebesar Rp 110.000. Tergantung dari nilai pecahan yang akan kita tukarkan, karena dia juga menyediakan pecahan seribuan, dua ribuan atau lima ribuan. Nahh, bagaimana tidak menjual uang itu namanya?? hehehehe…

Para penjual uang biasanya mangkal di seputaran Tugu pahlawan, Jl.Panglima Sudirman, Jl.Bubutan atau di tempat-tempat lain yang kondisi lalu-lintasnya relative ramai. Hal ini dilakukan untuk menarik konsumen lebih banyak.

Orang yang berdiri di pinggir-pinggir jalan ini sepertinya telah menjadi bank berjalan yang sewaktu-waktu bisa kita gunakan jasanya, yakni saat kita ingin menukarkan uang. Tinggal meminggirkan kendaraan kita saja dan melakukan tawar menawar.

Hal ini memang unik terjadi, terutama saat mendekati hari raya seperti ini. Mungkin dengan uang baru itu, kita bisa menggunakannya untuk memberi uang saku keponakan kita, saudara-saudara kita. Sebenarnya kita bisa, menukarkan uang kita sendiri di bank. Di bank Indonesia misalnya. Kita bisa menukarkan uang kita yang lama dengan yang baru, tentunya harus rela mengantri berjam-jam. Dan itu yang biasanya tidak disukai oleh masyarakat kita pada umumnya.

Jadi, daripada kita mengantri lama di bank berjam-jama, lebih baik kita menukarkannya dengan orang di pinggir jalan tadi, transaksi cukup 5 menit, selesai. Tergantung proses negosiasi kita.



0 comments: