Selasa, 24 Mei 2011

Bertajuk, Malang Kembali

Berkunjung ke Malang, adalah sesuatu hal yang menyenangkan. Sebuah kota yang berada di ketinggian 440-667 m di atas permukaan laut membuat kota ini menjadi sangat diminati karena suhunya yang relative lebih dingin dibanding kota-kota lain yang ada di daerah jawa timur pada umumnya.

Banyaknya universitas dan kampus, semakin membuat kota ini semakin ramai terutama oleh kaum pelajar dan mahasiswa. Tak hanya dari daerah jawa timur saja, tapi juga banyak yang dari luar jawa seperti nusa tenggara, atau bahkan Kalimantan.

Selain universitas, kota malang juga mempunyai banyak hal yang bisa diandalkan. Wisata alam seperti pantai, waduk, atau wisata yang bertajuk kesenian seperti yang digelar baru-baru ini misalnya, wisata seni bertajuk Malang kembali, atau Malang tempoe doloe. Sebuah wisata seni dan kuliner yang sangat unik bagi saya. Mempertontonkan makanan kuliner dan jajanan masa lalu, membuat wisata ini semakin ramai, terutama saat hari libur. Sayangnya, acara yang digelar setiap tahun ini hanya mampang di sepanjang jalan Ijen selama empat hari.


Menurut beberapa pengunjung, termasuk teman-teman saya yang saat itu berniat berkunjung kesana, empat hari adalah waktu yang singkat, mengingat pengunjungnya banyak yang dari luar kota. Apalagi, pengunjung cenderung suka berkunjung saat malam hari untuk menghindari sengatan matahari siang. Jadi otomatis, malam hari akan lebih rame daripada siang hari.

Lalu, apa yang bisa kita lihat disitu, di Malang Tempoe Doloe?? Disitu kita bisa melihat berbagai jajanan tradisional, masakan-masakan jawa tempo dulu seperti yang disebut Growol, sebuah makanan yang terbuat dari singkong yang dihaluskan dan terbubui gula merah. atau kita bisa menikmati baju-baju tradisional, koleksi duwit-duwit lama, beberapa kerajinan tangan yang terbuat dari akar pepohonan atau  mobil dan motor-motor lawas yang terlihat masih begitu sexi dengan balutan cat berwarna hitam yang begitu mengkilat.

Saya dan teman-teman

Panasnya udara siang itu, sabtu 21 Mei 2011, membuat tenggorokan ini semakin kering seiring dengan keringat yang mulai membasahi kening. Terlihat dari jauh, sebuah papan bertuliskan, es degan dan es dawet. Serasa menemukan air di gurun sahara. Langsung saja arah kaki ini belok dan dengan sigap, mulut ini mengucap, “ pak, es degan dua, es dawet dua”. Lho, kok pesenya banyak?? iya, karena saya bertiga bersama teman saya. Gegg, gegg.. Hmm..segar rasanya badan ini sampai merasuk ke jantung hati…wkwkwk…lebay ya??? Memang rasanya bener-bener, enak, segerr sekali.

Terlihat segernya :D
Tak terasa, bayangan badan semakin tidak terliat oleh mata kita, yang berarti hari sudah semakin siang. Dan matahari telah berada tepat diatas kepala kita. Kaki mulai terasa pegal, karena sudah jalan beratus-ratus meter dengan keadaan leher dan mata yang juga  sudah capek karena selalu bergerak kekiri-kekanan, menikmati apa-apa yang ada disitu.

Malang memang kota penuh warna, dengan berbagai gaya hidup yang mengisi persendian di sudut-sudut kampus dan kampung. Dengan bercampur kota kenangan jaman koloni dan pesatnya perkembangan jaman, Malang akan terus berkembang menjadi sebuah sentra aktivitas yang tersibuk, mungkin setelah Surabaya, atau kota-kota besar lain yang ada di Negeri ini. Sampai jumpa lagi, Malang.

7 comments:

Andy mengatakan...

mankyus..jadi kangen..

online mengatakan...

mantab jaya BOS....http://www.imronmahudi.blogspot.com

wahyumedia mengatakan...

Andy : Hahaha..kangen Malang lagi ya.., malang memang selalu membuat kangen :)
Imronmahmudi : Iya mas..makasih...

yneb mengatakan...

walaa.. sing wong ngalam malah drg kesampean ndelok ngalam ompet ulud.. haha

sugeng mengatakan...

Uniquely Malang ...
Kota yang menarik, yang paling membuat kangen sama malang bagiku adalah udaranya yang dingin dan BAKSO tentunya ^_^

sichandra mengatakan...

fotonya dikit banget bro :p
hahah

wahyumedia mengatakan...

yneb : hehehe..iya, nylonong liat duluan ini..xixixixi
sichandra : udah..udah cukup itu, dipasang segitu...hehehe