Senin, 31 Januari 2011

Untuk Menjadi Pemimpin Yang Baik


Untuk menjadi pemimpin yang baik, kita bisa meniru aktifitas yang selalu kita jalani, yaitu sholat. Dalam setiap sholat, kita selalu dipimpin oleh yang namanya Imam, tentu saja kalau sholat kita secara berjamaah. Begitu juga sebuah Negara. Sebuah Negara juga dipimpin oleh kepala Negara. Entah itu presiden, atau perdana menteri. Nah, untuk manjadi Kepala Negara yang baik, kita bisa mencontoh imam kita dalam sholat itu tadi. Apa saja yang seharusnya kita contoh??

1.       Saat hendak melakukan sholat berjamaah, kita pasti selalu menolak tawaran untuk  menjadi seorang imam sholat. Atau paling tidak, kita akan merendahkan diri dan menyuruh orang lain untuk memimpinnya. Begitu juga dengan Kepala Negara. Kepala Negara yang baik, harus selalu merasa rendah diri untuk dipilih rakyatnya menjadi kepala Negara. Bukannya malah memaksakan kehendak. Memaksakan kehendak supaya apa yang ia kehendaki dapat terwujud, walaupun harus menghalalkan segala cara.

2.       Seorang Imam dalam sholat, adalah orang yang harus bijaksana. Dia harus mengerti keadaan jamaahnya. Apakah jamaahnya terdiri dari anak-anak muda, atau orang yang sudah tua. Dengan begitu, mungkin dia akan tau cara membaca ayat-ayat dalam sholatnya, panjang pendeknya surat atau cepat lambatnya irama bacaan.
Seorang Kepala Negara, juga harus bersikap demikian. Dia harus tahu kondisi rakyatnya, bisa memahami apa yang dikeluhkan dan apa yang disampaikan oleh rakyatnya.

3.       Dalam sholat berjamaah, kita mempunyai cara untuk mengingatkan Imam yang salah atau batal. Dengan bacaan Subhanallah misalnya. Maka, sang imam yang menyadari kesalahannya, dia akan langsung membenahi apa yang menjadi kesalahannya. Begitu juga sebagai kepala Negara. Yang harus dilakukan adalah dia segera sadar saat dia diingatkan rakyatnya tentang kekurangan atau kesalahannya

4.       Saat imam lagi kentut, secara sadar dia akan keluar dari barisan sholat jamaah, dan akan digantikan oleh makmum yang terdekat.  Sebagai kepala Negara. Seharusnya, dia mundur dari jabatannya dengan kesadarannya sendiri, saat dia melakukan kesalahan yang ia perbuat tanpa harus menunggu perintah turun dari rakyat atau wakil rakyatnya. Dan kita sebagai rakyat, juga harus tahu cara yang baik untuk mengingatkan seorang kepala Negara yang salah. Bukan dengan cara kita sendiri, tapi melalui aturan-aturan yang ada, seperti saat sholat berjamaah tadi, yakni dengan membaca Subhanllah. Bukan dengan teriak-teriak atau dengan hal lain yang dapat merusak sholat kita

Semoga, kita semua menjadi lebih baik saat kita menjadi seorang pemimpin. Amiinn….

6 comments:

sakuraiChE mengatakan...

siiip...seandainya saja pemimpin di negeri dongeng tercinta kita ini ada yg seperti itu...bukan hanya bisa curhat n ngenyangin perutnya sendiri!!
mungkin para makmum lebih sejahtera lg nasibnya...

dWi mengatakan...

when it will be???

Tah mengatakan...

kereeen, kudunya dibaca oleh pemimpin2 yang sekedar mencari popularitas dan materi :D

judulnya ada yg salah huruf itu Yu :D

Anonim mengatakan...

Kyai Ma'ruf Mode : ON

Unknown mengatakan...

wah bisa belajar jadi pimpinan yang baik nih disini..

Unknown mengatakan...

salam kenal
:)

:)

:)
:)
:)